Rabu, 28 Maret 2018

Tridatu atau Benang Telon

Benang Telon atau Gelang Benang Tridatu
            Gelang benang telon (tridatu) ini adalah kebiasaan yang dilakukan masyarakat Hindu yang menajdi salah satu atribut penting dalam upacara keagamaan, benang benang ini terdapat tiga warna yaitu : merah, hitam, dan putih lalu diambil beberapa helai dari masing-masing warna dan diplintir menjadi satu. Benang tridatu oleh masyarakat Hindu digunakan sebagai upacara keagamaan. Mereka menganggap tridatu ini menjadi menjadi penghubung antara pemuja dan yang dipuja, selain itu tridatu dipercayai sebagai jimat, penjaga diri, dan lain-lain.
            Tridatu secara etimologi tri artinya tiga, dan datu artinya raja, jadi tridatu adalah tiga raja, raja yang dimaksud disini ialah dewa utama yang dipercayai umat Hindu yaitu Dewa Brahma (pencipta), Dewa Wisnu(pemelihara), dan Dewa Siwa (pelebur). Dewa Brahma disimbolkan dengan merah, Dewa Wisnu disimbolkan dengan warna hitam, dan Dewa Siwa disimbolkan dengan warna Putih, mereka juga sering menyebut sebagai trikona yaitu lahir, kehidupan, dan kematian.
            Jejak-jejak kepercayaan yang dipengaruhi oleh Hindu dan masih berlaku sampai sekarang, namun saat ini tridatu tidak hanya dipakai oleh umat Hindu saja tetapi masayakat biasa yang bergama islam pun banyak dari anak-anak mereka yang memakai tridatu, tetapi tridatu bagi masyarakat selain Hindu hanya dijadikan sebagai tangkal.
            Misalnya didaerah tempat saya tinggal yaitu di Desa Bantan Tengah, banyak dari msyarakat yang memakai tridatu untuk anak-anak mereka, namun orang jawa dilingkungan tempat saya tinggal biasanya menyebutnya benang telon, benang telon (tridatu) biasa dijadikan dalam bentuk gelang, dan kalung.

Menurut ibu saya “anak yang memakai benang tridatu sudah ada sejak ibu saya mengenali kebiasaan masyarakat, dan dahulu waktu saya kecil saya juga pernah mengenakan benang tridatu tersebut yang dikarenakan sudah menjadi kebiasaan di lingkungan tempat tinggal ”, ucap ibu saya.
Masyarakat mempecayai jika balita yang menggunakan benang telon (tridatu) ini akan selamat dan terhindar dari benda-benda yang dapat menyebabkan si anak rewel, atau tidak mudah kesawan (bahasa jawa). Biasanya benang telon ini didapat dari dukun bayi yang menangani si anak tersebut, namun pada dasarnya keselamatan hanya didapat dari sang pemilik alam semesta ini.
            Jadi, jejak-jejak fase Hindu tanpa disadari ternyata masih dijumpai dikalangan masyarakat sekitar hanya saja sudah dimodifikasi sesuai dengan kepercayaan masing-masing, dan bagi umat muslim ini bukan berarti mempercayai selain Allah Swt tetapi ini hanya sebuah kebiasaan dan bukan berarti musyrik. Dalam masyarakat Hindu Tridatu dijadikan sebagai prasarana upacara keagamaan, bagi masyarakat awam saat ini tridatu hanya sebagai syarat yang dianjurkan oleh orang tua yang terdahulu untuk dipakaikan kepada si anak sebagai tangkal keselamatan dan menjadi kebiasaan yang turun temurun sampai saat ini.

            

2 komentar:

  1. selain dari hanya kebiasaan lingkungan Apakah muslim diperbolehkan memakai gelang tri datu?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sejauh yang saya tau tidak ada larangan mengunakan geleng tersebut selama tidak menjadikannya sebagai sarana musyrik, karna pada dasarnya gelang tersebut hanyalah terbuat dari benang

      Hapus

Tridatu atau Benang Telon

Benang Telon atau Gelang Benang Tridatu             Gelang benang telon (tridatu) ini adalah kebiasaan yang dilakukan masyarakat Hindu ya...